Perjuangan seorang guru honorer asal Sukabumi bernama Supandi kembali menjadi sorotan publik. Pria yang akrab disapa Pak Empan ini viral setelah kisahnya yang setiap hari berjalan kaki sejauh 11 kilometer demi mengajar di sekolah.
Supandi merupakan warga Kampung Ciguha, Desa Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Ia sudah 14 tahun mengabdi sebagai guru honorer di MTs Thoriqul Hidayah. Meski demikian, statusnya hingga kini belum berubah, bahkan gaji yang diterimanya selama ini tak pernah lebih dari Rp200 ribu per bulan.
Karena tidak memiliki kendaraan, Supandi setiap hari harus menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki. Namun, semua itu ia jalani dengan ikhlas demi bisa memberikan pendidikan kepada murid-muridnya.
Didatangi Gubernur Jawa Barat
Kisah pengabdian Supandi akhirnya sampai ke telinga Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang kemudian langsung berkunjung menemuinya. Dalam pertemuan tersebut, Dedi mengaku terkejut saat mengetahui bahwa Supandi hanya lulusan Paket C setara SMA.
Meski bukan lulusan perguruan tinggi, Supandi diminta pihak yayasan untuk mengajar berbagai mata pelajaran di sekolah. Awalnya ia mengajar olahraga secara otodidak, kemudian berpindah ke mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, hingga Bahasa Inggris.
Ketika ditanya soal kemampuannya mengajar Bahasa Inggris, Supandi bercerita bahwa ia belajar secara otodidak dari pengalaman bekerja di perusahaan pupuk, berinteraksi dengan warga asing asal Australia, serta mendengarkan siaran radio internasional sejak kecil.
“Awalnya saya menolak ketika diminta mengajar Bahasa Inggris karena merasa tidak fasih. Tapi setelah melihat murid tiga bulan tidak mendapat pelajaran, saya akhirnya bersedia,” ungkap Supandi.
Hidup Penuh Perjuangan
Kehidupan Supandi semakin berat setelah ia berpisah dengan istrinya pada 2015 karena faktor ekonomi. Sejak saat itu, ia hidup sederhana sambil tetap membesarkan anaknya seorang diri. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, selain mengajar ia juga berdagang sayur sepulang sekolah dan sesekali bekerja serabutan.
Kisah hidup Supandi membuat Dedi Mulyadi terharu. Sebagai bentuk kepedulian, Dedi memberikan bantuan berupa Rp100 juta untuk membangun rumah Supandi yang nyaris roboh, serta tambahan Rp5 juta sebagai modal usaha dagang sayur.
“Rumahnya saya bangunkan, senilai Rp100 juta. Lalu saya tambahkan Rp5 juta untuk modal dagang sayur,” kata Dedi Mulyadi dalam tayangan di kanal YouTube miliknya, Selasa (21/1/2025).
Mendapat bantuan tersebut, Supandi tak kuasa menahan rasa syukur. “Alhamdulillah, terima kasih Pak,” ucapnya singkat penuh haru.
Dedikasi Guru Honorer
Kisah Supandi menjadi potret nyata perjuangan guru honorer di Indonesia yang rela berkorban demi pendidikan generasi muda. Meski dengan keterbatasan, ia tetap berdiri teguh di depan kelas, membuktikan bahwa semangat mengabdi tidak selalu ditentukan oleh gelar atau besarnya penghasilan.